This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 19 Maret 2012

Puluhan relawan PMI di Serang turun ke jalan

Relawan PMI e1286982883213 300x225 Puluhan Relawan PMI di Serang Turun ke JalanPuluhan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan turun ke jalan dan menggelar refleksi memperingati Hari Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang jatuh setiap tanggal 26 Desember di perempatan Ciceri, Kota Serang, Senin.
Dalam aksinya, para relawan ini mengingatkan dan mengenang kembali bencana-bencana yang selama ini terjadi di Indonesia agar bisa menjadi pelajaran seluruh masyarakat Banten dalam melakukan pencegahan bencana.
Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Kepalangmerahan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Ahmad Rif`ai mengatakan bahwa saat ini masih sedikit masyarakat yang ingin menjadi relawan.
Indikasi itu bisa dilihat dari minimnya mereka yang mendaftarkan diri di PMI kabupaten dan kota yang ada di Banten. “Pendaftaran PMI Kabupaten Serang kemarin saja hanya ada 20 orang yang daftar. Ini ‘kan sedikit sekali kalau buat suatu daerah,” katanya.
Dikatakan Rif`ai, selain minimnya masyarakat yang telibat langsung dalam dunia relawan, masyarakat juga masih banyak yang tidak tahu bagaimana manajemen penanggulangan bencana atau cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, sebagai salah satu bencana yang disebabkan oleh manusia langsung.
Padahal, pengetahuan semcam itu sangat penting dimiliki agar dapat membantu dengan benar korban bencana.
“Cara menolong korban tabarakan, misalnya, tidak bisa dilakukan sembarangan. Kalau tidak tahu dan salah caranya, korban yang awalnya hanya luka biasa bisa jadi malah parah dan cacat permanen, bahkan bisa mati,” katanya.
Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar mau mengikuti dan belajar manajemen bencana atau pertolongan pertama korban bencana dan kecelakaan ke PMI atau Kepalangmerahan untuk bekal menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.
Koordinator aksi Asnawi menambahkan bahwa aksi juga dilakukan sebagai cara mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan pencegahan bencana dan memelihara lingkungan agar selalu bersih dan sehat.
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendukung antisipasi agar tidak terjadi bencana adalah dengan tidak membuang sampah sembarang. Buang sampah sembarangan hanya akan menyumbat aliran air dan menyebabkan banjir.
“Selain itu, jangan juga membuat puntun rokok sembarangan karena khawatir akan menyebabkan kebakaran,” ujarnya.
Aksi yang dimulai dari kampus IAIN Banten dan berakhir di Ciceri itu juga diramaikan oleh para siswa yang aktif di organisasi Palang Merah Remaja.
Selain melakukan orasi dan membagi-bagikan selebaran, para relawan ini juga menerbangkan sekitar 100 balon sebagai tanda terima kasih dan simpati kepada para relawan yang sudah memberikan jasa untuk kemanusiaan. (ANTARA)

Ratusan Relawan PMI Siaga di Enam Gunung Berapi di Indonesia


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Palang Merah Indonesia (PMI) siagakan 152 relawannya untuk merespon dampak peningkatan aktifitas 6 gunung berapi di Indonesia, yaitu Gunung Marapi dan Kerinci (Sumatera), Soputan, Lokon dan Karangetan (Sulawesi) serta Gunung Papandayan (Jawa Barat).

Dalam siaran pers yang dikirim ke republika.co.id, Rabu (17/8), PMI menyatakan ratusan personil tersebut merupakan anggota Satgana (Satuan Penanggulangan Bencana), relawan KSR (Korps Sukarela) yang mayoritas adalah mahasiswa dan SIBAY (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat).

Di Sumatera Barat, PMI setempat menurunkan 75 relawan Satgana, 15 anggota SIBAT dan 10 anggota KSR untuk siaga dan terus memantau aktivitas Gunung Marapi.

"Para relawan diturunkan dari PMI Kabupaten Padang Pariaman, PMI Kota Pariaman, PMI Kota Bukit Tinggi, PMI Kabupaten Agam, PMI Kabupaten Tanah Datar, PMI Kabupaten Kayu Aro dan PMI Kabupaten Kerinci," ujar Kepala Markas PMI Provinsi Sumatera Barat, Hidayatul Irwan.

Menurut pengamatan mereka, Gunung Kerinci masih bergejolak sejak akhir Juli 2011. Terpantau terakhir pada 20 Juli lalu, gunung yang berada di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi ini mengeluarkan asap putih kecoklatan dengan hujan abu yang saat itu sempat melanda Sosok Selatan dan Sungai Penuh.

Di Sulawesi Utara, Komandan Satgana PMI Provinsi Sulawesi Utara, Irwan Lalegit, mengatakan timnya masih terus siaga dan memantau aktifitas Gunung Lokon, Gunung Karangetan dan Soputan. "Pemantauan kami lakukan secara intensif. Hingga saat ini Gunung Soputan masih mengeluarkan lava pijar dan hujan abu. Kami pun telah mendistribusikan masker untuk penduduk yang tinggal di lokasi dekat gunung-gunung tersebut," katanya.

Untuk mengamati Gunung Karangetan yang aktifitasnya meningkat sejak kemarin, PMI setempat menurunkan 20 Satgana dari PMI Kabupaten Kepulauan Sitaro. Meski aktivitas Gunung Lokon cenderung menurun, sebanyak 11 anggota KSR dan 5 Satgana dari PMI Kota Tomohon tetap siaga di posko pemantauan Kelurahan Matani Tomohon.

Sementara itu di Jawa Barat, Kepala Markas PMI Kabupaten Garut H. Dedi mengatakan, 20 anggota KSR PMI Kabupaten Garut dan 30 anggota Satgana dari PMI Kabupaten Garut terus siaga memantau perkembangan Gunung Papandayan. Sebagai dukungan terhadap respon cepat PMI untuk 6 gunung berapi ini, PMI  membentuk Pusat Bantuan Bencana di enam regional, yaitu Serang, Semarang, Surabaya, Padang, Banjarmasin dan Makassar.

"Pusat Bantuan Bencana ini akan dilengkapi dengan gudang bantuan logistik, armada amphibi (haglund), rumah sakit lapangan, ambulans, perlengkapan produksi air bersih untuk kondisi darurat, tangki air, truk dan berbagai fasilitas pendukung," jelas Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI, Arifin Muh Hadi.

Bapak palang merah dunia


Jean Henri Dunant (1828-1910) adalah seorang warga negara Swiss yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia adalah pemuda yang menyaksikan perang mengerikan antara pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria di kota Solferino, Italia Utara pada 24 Juni 1859.

Tidak kurang 40.000 tentara terluka menjadi korban perang, sementara bantuan medis tidak cukup merawat korban sebanyak itu. Tergetar penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bersama penduduk setempat mengerahkan bantuan menolong mereka. Setelah kembali ke Swiss, Henry Dunant menuangkan kesan dan pengalamannya ke dalam buku berjudul "Kenangan dari Selferino" menggemparkan Eropa.

Di buku itu Henry Dunant mengajukan dua gagasan. Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong prajurit yang terluka di medan perang. Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera dan sukarelawan serta organisasinya yang menolong saat terjadinya perang.

Pada 1863 Henry Dunant bersama keempat kawannya merealisasi gagasan tersebut dengan mendirikan komite internasional untuk nantuan para tentara yang cedera, sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau Committee of The Red Cross (ICRC) merupakan lembaga kemanusiaan bersifat mandiri, sebagai penengah dan netral.

Dalam perkembangannya Palang Merah Internasional juga memiliki Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau International Federation of Red Cross dan Red Crescent (IFRC).

Semangat Henry Dunant inilah yang mengilhami terbentuknya Perhimpunan Nasional Palang Merah Nasional dan Bulan Sabit Merah yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia berjumlah 176 perhimpunan nasional. Sedang gagasan kedua Henry Dunant direalisasi Pemerintah Swiss dengan mengadakan konferensi Jenewa dengan menghasilkan Konvensi Jenewa (1864) yang terus dikembangkan sehingga dikenal sebagai Konvensi Jenewa 1949.

Senin, 05 Maret 2012



Nama yang begitu unik, indah dan mudah melekat di benak semua orang. Tak hanya nama yang indah, tapi sikap, perilaku dan pembawaan yang grapyak (supel) ibu dua anak ini juga akan membawa aura keceriaan dan kenyamanan bagi orang-orang disekitarnya.
Beliau juga salah satu emansipator wanita yang sangat aktif di daerahnya. Karena menurut beliau, selama ia mampu membantu dan bisa bermanfaat bagi orang lain maka dengan tidak segan-segan ia akan sumbangkan waktu, tenaga, pemikiran bahkan materinya untuk kepentingan kemaslahatan. Golek (35 tahun) diangkat sebagai Manajer UPK BKM Terboyo Mandiri setelah sebelumnya diadakan rapat Anggota BKM Terboyo Mandiri yang diselenggarakan pada hari Jumat, Tanggal 23 November 2007 yang lalu. Dengan diangkatnya sebagai Manajer UPK-BKM Terboyo Mandiri, maka begitu besar harapan masyarakat terhadap ibu dua anak ini untuk mengemban amanah tersebut.
Pada awalnya, Golek sempat ragu dan pesimis akan keberhasilan PNPM-P2KP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang sekarang menjadi PNPM Mandiri Perkotaan. Menurutnya, “Program PNPM Mandiri Perkotaan sangat susah sekali dan jauh dari harapan berhasil apabila diterapkan di wilayah Terboyo Wetan”, paparnya. Hal tersebut ia utarakan melihat rata-rata penduduk di Terboyo Wetan bekerja sebagai buruh industri karena wilayahnya yang berada di lingkungan industri dan dekat dengan terminal Terboyo. Dengan semangat untuk memajukan daerahnya, bersama dengan rekan-rekan BKM, UP-UP serta relawan, Golek mengajak masyarakat di daerahnya untuk bisa lebih maju dan berdaya. Maju dan berdaya dalam pemikiran, sikap-perilaku, arif dan bijaksana ketika mendapat serta menangani suatu masalah. Loyalitas istri dari Suyono ini diwujudkan dengan turun ke masyarakat, mendampingi dan terus mensosialisasikan PNPM Mandiri Perkotaan.
Meskipun beliau sebagai Manajer UPK yaitu yang mengurusi mengenai Aspek Ekonomi (pinjaman bergulir), tetapi ia tidak lantas hanya mengurusi aspek ekonomi saja. Beliau juga selalu tanggap dan cekatan terhadap tugas-tugas dari PNPM Mandiri Perkotaan. Bukti dari usaha untuk mendampingi masyarakatnya, sekarang ini Golek Sejati dan rekan-rekannya telah berhasil menjalankan tugas pertamanya sebagai UPK-BKM Terboyo Mandiri, yaitu menyelesaikan proposal KSM ekonomi Kelurahan Terboyo Wetan per 5 Agustus 2008 yang lalu. Adapun jumlah calon peminjam ekonomi BKM Terboyo Mandiri sebanyak 42 orang, 18 peminjam laki-laki, 24 sisanya perempuan, yang terbagi dalam 13 KSM dengan total dana BLM sebesar Rp 39 juta, dan swadaya masyarakat sebesar Rp 260,425 juta.
Sumber www.kmwjateng.net